Isaac Pattiwael menjadi pelatih
Setelah kembali ke Jakarta (saat itu bernama Batavia), Isaac Pattiwael terus berkiprah di bidang olahraga, yaitu mendirikan persekutuan olah raga (PO) Maluku, dengan mengumpulkan anak-anak Maluku yang berprestasi di bidang olah raga.
"Tapi dia tidak meninggalkan dunia sepak bola," ujar cucunya, John Pattiwael, mencoba mengenang. Dia kemudian teringat, kakeknya sempat menjadi pelatih tim sepak bola sebuah perusahaan asuransi di Jakarta.
Ditanya apakah kakeknya pernah melakukan pertemuan dengan rekan-rekan satu timnya, John mengatakan mereka jarang melakukannya, seperti menggelar semacam reuni, misalnya.
Sumber gambar, FIFA TV
John juga mengaku tidak mengetahui di mana keluarga para eks pemain tim Hindia Belanda itu kini tinggal. "Dan biasanya yang dijadikan rujukan adalah kakek saya, karena pemain lainnya tidak terdeteksi lagi."
Walaupun tidak mewarisi bakat bermain sepak bola seperti kakeknya, John mengharapkan sejarah yang ditorehkan kakek dan rekan-rekannya yang tampil di Piala Dunia 1938, dapat memotivasi bagi kebangkitan sepak bola Indonesia.
"Masak saat bendera Indonesia belum berkibar, kita bisa sampai ke sana, tapi justru saat kita sudah merdeka, kok malah bendera kita tidak bisa kita bawa ke sana (ajang Piala Dunia)," John berkata.
Dia kemudian mengatakan, barangkali dengan menengok dan belajar dari sejarah, kemajuan sepak bola Indonesia makin dapat terpacu. "Kita pernah loh, dalam keadaan terjajah, kita sampai ikut piala dunia."
"Masak waktu kakek saya dalam keadaan terjajah, dia bisa sampai ke piala dunia, sekarang Indonesia yang sudah merdeka, kita enggak nyampe, nyampe ke piala dunia."
Uruguay (1930 & 1950)
Pemenang pertama turnamen ini yaitu Uruguay yang sekaligus merupakan tuan rumah pertandingan perdana Piala Dunia pada tahun 1930. Pada tahun 1950, mereka juga mengulangi keberhasilan setelah mengalahkan Brasil dengan skor 2-1.
Kiper sebagai Pemain Terbaik
Pada Piala Dunia tahun 2002, Oliver Kahn menjadi penjaga gawang pertama yang dianugerahi Bola Emas sebagai pemain terbaik turnamen tersebut.
Piala Dunia 2018 menjadi turnamen pertama yang menerapkan Teknologi Asisten Wasit Video (VAR), memungkinkan wasit untuk memeriksa keputusan mereka menggunakan rekaman video untuk situasi-situasi krusial.
Itulah pembahasan mengenai daftar pemenang piala dunia dan juga beberapa fakta unik di dalamnya. Perhelatan turnamen ini akan terus menjadi bagian yang hidup di dalam hati para pecinta sepak bola di seluruh dunia.
JAKARTA, KOMPAS.TV - Presiden Federation International de Football Association (FIFA) Gianni Infantino mengatakan bahwa Piala Eropa atau EURO bisa diselenggarakan dua tahun sekali, sama dengan Piala Dunia.
Wacana Piala Dunia dua tahun sekali terus berhembus meski banyak mendapatkan penolakan dari Eropa dan Amerika Selatan.
Akan tetapi, FIFA tampaknya tetap teguh pada pendirian mereka untuk memangkas jarak penyelenggaraan turnamen tertinggi antar negara di sepak bola itu.
Presiden FIFA Gianni Infantino meyakini, Piala Dunia dua tahun sekali akan berjalan dengan sukses.
Jika nantinya sukses, ia berharap Piala Eropa atau EURO juga bisa diselenggarakan tiap dua tahun sekali mengikuti Piala Dunia.
"Euro juga akan berlangsung setiap dua tahun," kata Infantino saat ditanya tentang dampak Piala Dunia dua tahun sekali untuk kompetisi di Eropa dikutip dari ESPN, Selasa (4/1/2022).
"Di Eropa ada perlawanan karena ada Piala Dunia setiap minggu dengan liga dan pemain terbaik di dunia, tetapi itu tidak terjadi di seluruh dunia," lanjutnya.
"Ini (Piala Dunia) sebulan dalam setahun dan kami perlu menemukan cara untuk benar-benar memasukkan seluruh dunia dalam sepak bola," tuturnya.
Baca Juga: Jadwal Playoff Kualifikasi Piala Dunia 2022, Italia dan Portugal Perebutkan Satu Tiket ke Qatar
Lebih lanjut Infantino menjelaskan bahwa Piala Dunia dua tahun sekali bukanlah keinginan dirinya.
Pria asal Italia itu mengatakan, Piala Dunia dua tahunan merupakan rencana FIFA bersama 166 negara anggota yang setuju untuk dilakukannya studi kelayakan.
"Anggapannya jelas: 88 persen negara, termasuk mayoritas di Eropa, telah meminta penelitian dan penelitian memberi tahu kita bahwa dari sudut pandang olahraga, Piala Dunia setiap dua tahun akan berhasil," jelasnya.
"Akan ada lebih sedikit pertandingan internasional, tetapi dengan dampak yang lebih besar," pungkas Infantino.
Baca Juga: Piala Dunia 2022: Jadwal Play-off hingga Putaran Final di Qatar
Beberapa waktu lalu, orang nomor satu di FIFA itu mengatakan dalam pertemuan dengan para pemimpin federasi sepak bola negara awal bulan ini bahwa dia yakin dia memiliki cukup suara untuk meningkatkan frekuensi Piala Dunia dari setiap empat tahun menjadi dua tahun.
Sebelumnya, tentangan keras muncul dari klub-klub Eropa serta liga-liga papan atas yang keberatan dengan Piala Dunia dua tahun sekali.
Bahkan UEFA melalui presidennya, Aleksander Ceferin, mengancam akan memboikot turnamen tambahan apa pun jika Piala Dunia dua tahun sekali tetap dilaksanakan.
Baca Juga: Ini Dia, Daftar 11 Stadion Tuan Rumah Piala Dunia 2022 Qatar
Terjadi kesalahan. Tunggu sebentar dan coba lagi.
Manchester City menjadi tim terbaru yang masuk daftar juara Piala Dunia Antarklub. Gelar yang diraih tim asuhan Pep Guardiola ini sekaligus menegaskan dominasi sepak bola Eropa di ajang ini dalam 11 tahun terakhir.
Man City merebut titel juara Piala Dunia Antarklub 2023 usai melibas Fluminense empat gol tanpa balas di King Abdullah Sports City, Jeddah, Sabtu (23/12) dinihari WIB. Gol cepat Julian Alvarez di menit pertama menandai awal pesta gol The Citizens.
Gol bunuh diri Nino pada menit ke-27 kian menyulitkan langkah Fluminense. Jawara Libertadores itu semakin terbenam usai Phil Foden dan Alvarez menambah gol di babak kedua demi mengunci kemenangan 4-0.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Man City menjadi tim ke-12 yang pernah memenangi Piala Dunia Antarklub sejak digelar pada 2000, atau yang kesembilan dari Eropa. Mereka juga menyamai capaian rival sekota Manchester United yang pernah memenangi ajang ini pada 2008 silam.
Tak hanya itu, kemenangan ini juga memastikan belum ada tim non-Eropa yang berhasil menjadi juara sejak terakhir kali dilakukan Corinthians pada 2012 silam. Saat itu, mereka membungkam Chelsea 1-0 di final.
Piala Dunia Antarklub 2023 adalah edisi terakhir dari turnamen ini yang akan digelar secara tahunan. Per 2025, Piala Dunia Antarklub akan diadakan empat tahun sekali, diikuti 32 tim dan berlangsung pada tengah tahun.
'Gaya menggiring yang brilian'
John Pattiwael mengaku tidak mengetahui seperti apa gaya permainan kakeknya dan rekan-rekannya saat itu, tetapi laporan Prancis L'Equipe edisi 6 Juni 1938 menyebut gaya permainan mereka atraktif.
"Gaya menggiring bola pemain depan Tim Hindia Belanda, sungguh brilian...," demikian laporan itu yang dikutip harian The Times (London), "tapi pertahanannya amburadul, karena tak ada penjagaan ketat.."
Sumber gambar, Java Post
Laporan-laporan lainnya menyoroti nama-nama pemain Hindia Belanda yang terdiri suku Jawa, Maluku, Tionghoa, Indo-Belanda, serta pelatihnya yang asal Belanda, Johannes Christoffel van Mastenbroek.
Keberangkatan tim ini didukung NIVU, Nederlandcshe Indische Voetbal Unie - organisasi sepak bola di bawah naungan pemerintah kolonial Belanda, tetapi tidak "direstui" PSSI.
PSSI yang didirikan 8 tahun sebelumnya (1930), dilaporkan tidak mengirimkan para pemainnya. FIFA sendiri lebih mengakui NIVU ketimbang PSSI.
'Pemain Hungaria dikerubuti 11 kurcaci'
Dalam laporannya, Goorhooff menyebutkan pula bahwa tim Hungaria banyak memainkan bola-bola atas, karena rata-rata pemain Indonesia bertubuh pendek.
"Rata-rata tinggi mereka sekitar 160 cm, sementara pemain Hungaria berperawakan tinggi besar," lapornya.
Sejumlah laporan juga menyebutkan, lantaran perbedaan postur tubuh antara kedua tim yang begitu mencolok, wali kota Reims menjuluki Tim Hindia Belanda "mirip kurcaci".
"Saya seperti melihat 22 pesepakbola Hungaria dikerubuti 11 kurcaci," katanya berkelakar.
Sejumlah catatan menunjukkan, para pemain Hindia Belanda, sebagian besar berusia sekitar 25 tahun. Mereka kelahiran antara tahun 1912 dan 1916. Hanya seorang yang kelahiran 1909, yaitu Hans Taihuttu (pemain depan asal klub VIOS Batavia).
Adapun berat badan mereka berkisar antara 65 kilogram sampai 70 kilogram, sedang pemain tertinggi tercatat 178 sentimeter yaitu pemain tengah Frans Meeng (klub VIOS Batavia).
Walaupun demikian, menurut Goorhooff, kehadiran tim Hindia Belanda di Stadion Velodorme, di kota Reims, Perancis, telah menarik perhatian sekitar 9.000 penonton.
"Mereka menarik perhatian dan simpati penonton, karena pemain Hindia Belanda begitu sopan, seperti memberi hormat kepada penonton," ungkapnya.
Sumber gambar, Getty Images
Selayaknya laga internasional, pemain Hindia Belanda menyanyikan lagu kebangsaan Belanda, yaitu "Het Wilhelmus".
Timnas Hindia Belanda itu, selain didominasi pemain Batavia (Jakarta), lainnya dari klub Tionghoa Surabaya, SVV Semarang, serta HCTNH Malang.
Daftar Negara yang Pernah Juara Piala Dunia
Berbagai tim nasional telah mengukir sejarah dengan menjadi juara Piala Dunia. Berikut adalah daftar negara-negara yang telah meraih gelar juara sepanjang sejarah turnamen ini:
Pertandingan Terbanyak
Franz Beckenbauer dari Jerman dan Paolo Maldini dari Italia adalah pemain yang tampil dalam pertandingan terbanyak di Piala Dunia. Masing-masing pemain bermain dalam lima turnamen Piala Dunia.
Bintang Hungaria: 'Isaac Pattiwael bermain bagus'
Usai laga, masih menurut Goorhoff, pemain timnas Hungaria sekaligus salah-satu bintangnya, Gyorgy Sarosi (yang mencetak gol dalam laga ini) mengaku "pertandingan melawan Hindia Belanda, agak berat."
"Dia mengaku tidak menyangka mendapat perlawanan dari tim Hindia Belanda. Banyak kejutan," ungkap Goorhof, mengutip keterangan Sarosi.
Sumber gambar, Java Post
"Sarosi juga mengakui bahwa sebagian pemain Hindia Belanda tampil menyulitkan mereka."
Kemudian, Sarosi menyebut sejumlah pemain Hindia Belanda yang disebutnya bermain bagus, yaitu Sutan Anwar, Hans Taihuttu, Isaac "Tjaak" Pattiwael, serta Suwarte Soedarmadjie.
"Kemampuan mereka menyundul bola, beberapa kali mementahkan umpan ke Sarosi dan Toldi, dua pemain depan Hungaria," ungkap Goorhoff.
Kiper Hindia Belanda, Mo Heng Tan, yang kelahiran 28 February 1913, menurut Goorhoff, awalnya tampil kurang percaya diri.
"Tapi selanjutnya dia bermain bagus, dan beberapa kali berhasil menyelamatkan gawangnya dari kebobolan."
Di mana para pemain timnas Hindia Belanda itu?
Setelah 'pesta' Piala Dunia 1938 berakhir, kemana pergi para pemain itu? Tidak ada catatan yang menunjukkan kiprah mereka selanjutnya, utamanya ketika pemerintah kolonial Belanda harus angkat kaki ketika Indonesia merdeka.
"Tidak jelas kemana mereka," demikian laporan situs yang dikelola di Belanda, Java Post, dalam artikel berjudul Een historische voetbalreis, yang diunggah 23 Maret 2012 lalu.
Hanya saja, demikian situs ini menyebutkan, kiper Mo Heng Tan sempat lulus seleksi untuk memperkuat tim Indonesia dalam laga persahabatan melawan klub dari Singapura pada 1951.
Sumber gambar, Wikipedia
Kisah tragis dialami pemain tengah Frans Alfred Meeng. Menurut situs Java Post, pemain kelahiran 1910 ini ikut tenggelam bersama kapal Jepang Junyo Maru yang ditenggelamkan oleh kapal selam Inggris pada 18 September 1944.
Kapal kargo yang mengangkut para romusha dan tawanan tenggelam di perairan Sumatera.
Selain foto dan kliping berita dari potongan koran, sang kakek meninggalkan sebuah medali tentang keikutsertaannya dalam Piala Dunia 1938. "Itu kenang-kenangan kami keluarga kami," ujarnya.
Italia (1934, 1938, 1982, & 2006)
Italia bisa dibilang sebagai salah satu negara yang memiliki jumlah trofi piala dunia terbanyak. Sepanjang sejarah mereka telah menjadi juara sebanyak empat kali. Tim Azzurri memenangkan turnamen pada tahun 1934, 1938, 1982, dan terakhir pada tahun 2006.