Cara Menghitung Cepat Matematika
Resistor ini merupakan komponen dasar rangkaian elektronika. Hampir semua rangkaian elektronika memakainya. Harganya juga murah, dan mudah diperoleh di toko komponen elektronik. Fungsi dari resistor tergantung dari rangkaiannya, misalnya untuk membatasi arus, membagi tegangan dll.
Terdapat bermacam resistor, sesuai dengan fungsinya yang akan kita pelajari berikut ini.
Resistor Karbon dan Metalfilm
Resistor jenis ini banyak kita jumpai, bentuknya relatif kecil, biasanya untuk rangkaian dengan arus kecil, antara 1/8 W sampai 2 W.
Pada resistor karbon dan metalfilm terdapat gelang berwarna sebagai kode yang menandakan nilai dari resistansinya.
Jumlah gelang resistor ada yang 4 gelang (bisanya warna dasar coklat muda) ada juga yang 5 gelang (biasanya warna dasar biru, kalau di toko elekronika biasa disebut resistor 1 %). Satuan dari nilai resistor adalah ohm dengan symbol Ω (omega). Nilai resistor diatas 1000 Ohm dinyatakan dengan Kilo Ohm disingkat KΩ (1KΩ=1000Ω).
Misalnya 4700 Ω dinyatakan dengan 4K7 Ω. 1 Mega Ohm untuk menyatakan resistor dengan nilai lebih dari 1000000 Ohm (1MΩ=106Ω). Sering juga nilai resistor tidak dinyatakan dalam ohm atau Ω, tetapi dengan manambahkan huruf ‘E’ atau ‘R’, misalnya 120E (120R) nilainya sama dengan 120Ω.
Keterangan kode gelang seperti pada Tabel .
Untuk lebih mudah dalam menghafalnya, anda dapat menyingkatnya menjadi : Hi – Co – Me – O – Ku – Hi – Bi – U – A – Put – Em – Pe – Ta (Hijau – Coklat – Merah – Orange – Kuning – Hijau – Biru – Ungu – Abu-abu – Emas – Perak – Tak berwarna).
Untuk resistor dengan 4 gelang, maka :
Nilai gelang – gelangnya adalah :
Kuning = 4, ungu = 7, orange=3 (bernilai 103=1000), emas = 5%. Nilai resistor=47000 Ω 5% (47 KΩ).
Untuk resistor dengan 5 gelang, cara menghitungnya :
Nilai gelang – gelangnya adalah :
Orange = 3, orange = 3, hitam = 0, merah = 2 (nilai=102=100), coklat = 1%. Nilai resistor = 33.000 Ohm atau 33 KΩ dengan toleransi 1%.
Untuk resistor dibawah 10 Ω, gelang ketiga berwarna emas atau perak. Jika gelang ketiga berwarna emas, maka gelang ketiga sebagai factor kali 0,1 dan jika berwarna perak berarti sebagai factor kali 0,01. Sebagai contoh :
Nilai gelang – gelangnya adalah :
Merah = 2, merah = 2, perak = x 0,01, emas = 5%. Nilai resistansinya = 22 x 0,01 = 0,22 Ω 5%.
Ketika resistor dilalui arus yang besar akan menyebabkan panas pada resistor, jika panas terus bertambah hingga melebihi batas kemampuan maka resistor akan rusak. Untuk itu maka dibuat resistor dengan berbagai ukuran berdasarkan disipasi dayanya, seperti ¼ watt, ½ watt sampai 11 watt, seperti terlihat pada gambar
Daya (P) dapat dihitung berdasarkan persamaan : P=V x I
P = daya (Watt) V= tegangan (Volt) I= arus (Amper)
Sedangkan persamaan untuk tegangan : V = I x R Maka persamaan …. Menjadi :
Sebagai contoh jika tegangan 12 Volt melewati tahanan 470 Ω maka disipasi daya tahanan adalah : P= 0,306 W.
Dari nilai tersebut maka dapat dipakai resistor minimal ½ Watt.
Demikian uraian tentang komponen elektronika dasar yaitu resistor, Insya Allah kita lanjutkan pembahasan resistor di artikel yang akan datang.
Blower merupakan salah satu unit komponen yang sudah tidak asing lagi kita jumpai pada area industri. Unit satu ini juga salah satu komponen terpenting dalam sistem dust collector yang berfungsi untuk menghisap udara dan debu pada area produksi. Untuk menentukan spesifikasi blower harus menyesuaikan kebutuhan di lapangan dengan perhitungan yang tepat dan benar. Pada kesempatan kali ini, saya akan sharing cara menghitung RPM blower dengan mudah. Semoga ulasan singkat ini dapat bermanfaat dan menjadi referensi bagi siapapun yang membutuhkannya.
RPM atau singkatan dari Rotation Per Minute adalah jumlah putaran impeller blower dalam satu menit. Semakin cepat putaran impeller atau baling – baling kipas tentu akan semakin tinggi kapasitas blower tersebut. Namun kecepatan putaran harus menyesuaikan dengan standar power motor listrik, agar tidak terjadi over load ampere yang dapat menyebabkan motor listrik terbakar. Untuk menentukan berapa RPM yang cocok pada blower tersebut, anda dapat melihat grafik blower yang dibuat oleh produsen blower sesuai merknya. Berikut ini contoh grafiknya.
Dari data grafik di atas, anda dapat mengetahui berapa maksimal RPM blower sesuai dengan dayanya. Pastikan data grafik sesuai dengan spesifikasi blowernya.
Cara Menghitung RPM Blower
Perlu untuk kita ketahui juga, bahwa dalam mengatur dan menentukan RPM blower ini dapat menggunakan 2 (dua) cara, antara lain :
Cara menghitung RPM blower yang menggunakan transmisi pulley cukup mudah, dengan menggunakan rumus ratio = P1 : P2 x RPM motor. Yang mana P1 adalah pulley motor drive, P2 adalah pulley impller, RPM motor adalah putaran motor per menit sesuai spesifikasi motor yang terpasang. Untuk mengetahui RPM motor ini dapat melihat name plate yang menempel pada motor listrik.
Baca juga : Standar Kabel Motor Listrik
Kita ambil contoh kasus blower centrifugal dengan ukuran pulley motor 12″ dan ukuran pulley impeller 13″. Blower tersebut menggunakan motor listrik dengan spesifikasi daya 50 hp / 4pole / 1500 rpm. Maka dapat kita ketahui bahwa P1 = 12, P2 = 13 dan RPM motor = 1500. Dengan menggunakan rumus ratio = P1 : P2 x RPM motor = 1385 RPM. Jadi RPM pada blower centrifugal ini menggunakan 1385 RPM.
Berbeda halnya cara menghitung RPM blower yang menggunakan alat inverter. Alat inverter ini sering terkoneksi dengan blower direct yang tidak menggunakan transmisi pulley. Namun tidak menutup kemungkinan, juga ada blower bertransmisi pulley yang menggunakan inverter. Pengaturan RPM blower dengan inverter dapat menyesuaikan kebutuhan di lapangan. Tinggi rendahnya putaran blower dapat diatur secara manual dengan inverter ataupun dengan program PLC yang terkoneksi dengan inverter.
Sekian ulasan singkat saya tentang cara menghitung RPM blower dengan mudah, semoga sedikit ulasan ini dapat bermanfaat. Salam …